Sabtu, 08 April 2017

Ilmu Multimedia


Multimedia dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.                       Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan
media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan animasi.
                       “Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCormick 1996) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001) 

Jumat, 07 April 2017

Resume Modul F (KP-4)


TATA CAHAYA

1. Konsep tata cahaya
      Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting ketika merekam video. Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar yang menarik dan mendukung suatu produksi visualisasi dari suatu naskah cerita.
      Banyak hal yang bisa difungsikan berkaitan dengan peran tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata cahaya/lampu ini ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir.
a   .    Penerangan
   Lampu memberikan penerangan pada pemain dan setiap obyek yang ada dilokasi.
b   .    Dimensi
   Dimensi dapat dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas obyek yang      disinari sehingga membantu persfektif tata panggung.
c    .    Pemilihan
  Tata cahaya dapat dimamfaatkan untuk menentukan obyek dan area yang hendak disinari.
d    .    Atmosfir
   Fungsi tata cahaya yang menarik adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang        mempengaruhi emosi penonton.

   Berikut ini beberapa panduan untuk mengarahkan sumber cahaya:
  -menyinari scene sehingga menghasilkan gambar yang mudah dipahami dan dapat dilihat     tanpa menyulitkan mata manusia
  -memberikan penyinaran yang seimbang dari scene yang satu dengan yang lain, sehingga      diperoleh urutan gambar yang sesuai tone warna yang baik terutama pada wajah artis.
  -mendukung suasana realistik (pagi, siang, malam) maupun dramatic (sedih,gembira,             cemas, takut)
  -menghasilkan gambar yang menyenangkan melalui distribusi cahaya dan bayangan           secara artistic
  -menciptakan dimensi atau kesan ruang dan kesan kepaduan bentuk, menghasilkan    pemisahan visual antara obyek latar depan dan belakang
  -menambah keindahan atau kemolekan dari segi wajah subyek.


      2. Prinsip Tata Cahaya
       Dalam proses produksi video, tata cahaya memegang peranan yang sangat penting, bahkan yang paling menentukan nilai atau kualitas materi video yang ingin ditampilkan. Secara umum, dalam tata cahaya dikenal istilah three points lighting, yang merupakan formula dasar pencahayaan dalam produksi video. Three points lighting itu adalah yaitu key light, fill light dan back light.


a    -Keylight
  Adalah  cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang digunakan dalam tehnik     ini.
b  - Fill Light
 Digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light ditempatkan disisi berlawanan  dari subyek.
c  - Back light
Ditempatkan dibelakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan subyek dari belakang.

3. Sumber Cahaya
   a) Sumber cahaya alam yaitu cahaya matahari yang merupakan bentuk penyinaran                  terbaik dalam pengambilan gambar bergerak.
   b)  Sumber cahaya buatan
           Digunakan berasal dari cahaya buatan, yang dimaksud yaitu dengan lampu disini adalah      movie lamp.

  

S   e   l   e   s   a   i


RESUME MODUL F KP.2


SINEMATOGRAFI

      Sinematografi berasal dari Bahasa Yunani kinema yang berarti gerakan dan graphoo yang berarti menulis. Sinematografi adalah kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak, seperti apakah gambar-gambar itu, bagaimana merangkai potongan-potongan gambar yang bergerak menjadi rangkaian gambar yang mampu menyampaikan maksud tertentu atau menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide tertentu.
     Unsur sinematografi dibagis atas 3:
·  Kamera dan Film yaitu tehnik-tehnik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya seperti warna,penggunaan lensa,kecepatan  gerak gambar.
·  Framing yaitu hubungan kamera dengan obyek yang diambil seperti batasan wilayah gambar/frame,jarak ketinggian,pergerakan kamera dsb.
·  Durasi Gambar yaitu lamanya sebuah obyek diambil gambar oleh kamera.
     Bahasa adalah ekspresi, representasi dan komunikasi. Melalui Bahasa kita dapat menyampaikan data dan fakta, dapatmenciptakan komunikasi dengan orang lain.
Bahasa verbal terdiri dari bunyi dan kata-kata yang ditangkap dengan telinga (auditif), sedangkan bahasa televisi/film berupa gambar-gambar yang ditangkap
dengan mata (visual). Untuk mengetahui bahasa televisi/film, kita harus
mempelajari kata-katanya, susunan kalimatnya dan tata bahasanya. Hal tersebut
meliputi makna masing-masing gambar (frame), hubungan antar frame (shot),
hubungan antar shot (scene) dan hubungan antar scene (sequence).
1.    Shot, kalimat dalam bahasa televise Shot adalah bagian dari adegan.
2.  Scene (adegan), alinea dalam bahasa televise Untuk membuat suatu scene, shot-shot dihubungkan satu dengan yang lain.
Ada bermacam transisi untuk menyusun shot-shot menjadi scene, yaitu cut,dissolve, fade in, fade out, wipe. Transisi-transisi ini dapat dipakai untuk menunjukkan hubungan peristiwa, pergantian waktu atau tempat.yang lain.
3.  Sequence (babak), bab dalam bahasa televise Jika scene-scene disusun menjadi satu kesatuan, kita akan mendapatkan sebuah sequence.

Terdapat lima prinsip yang perlu diperhatikan agar pengambilan gambar yang akan dilakukan mempunyai nuansa sistemik. Kelima prinsip itu adalah camera angle, continuity, close up, composition, dan cutting.
1.    Camera angle  adalah sudut pandang penonton.
2.    Continuity  Sebuah film harus menampilkan urutan gambar yang berkesinambungan lancar, dan mengalir secara logis. Inilah aspek continuity sebuah film.
Film mempunyai waktu dan ruangnya sendiri. Waktu dalam film dapat dipersempit atau dikembangkan.
  Ø  Kesinambungan waktu terdiri atas Masa sekarang,masa lampau,masa depan dan kondisi waktu
  Ø  Kesinambungan Ruang.
3.    Close Up adalah sarana yang sangat unik dalam video.
4.    Composition
Agar setiap  frame dalam sebuah shot memiliki keindahan komposisi,maka harus memenuhi prinsip-prinsip sinematik yaitu:
a.    Mengarahkan perhatian penonton pada subyek/obyek yang terpenting
Berbagai macamcara pengambilan gambar:
     ·         Berdasarkan ukuran dan jarak subyek/obyek
     ·         Ketajaman focus
     ·         Bergerak
     ·         Close up ekstrem
     ·         Pembikaian latar belakang
     ·         Menggunakan cahaya atau warna
     ·         Gerak lensa zoom
     ·         Gerak kamera mobil
b.    Menciptakan ilusi kedalaman
Untuk mencapai tujuan,seorang juru kamera dapat menggunakan beberapa macam tehnik:
     ·         Gerak subyek
     ·         Seleksi pokok
     ·         Pembikaian latar depan
     ·         Efek penyinaran cahaya
5.    Cutting (Editing) adalah jiwa dari sebuah film.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang editor ketika melakukan tugas editing:
      ·         Memilih shot
      ·         Mempertimbangkan keterpaduan dan kesinambungan
      ·         Memilih jenis transisi yang digunakan.
      ·         Membentuk irama/tempo.
Dalam pembuatan film, terdapat tiga jenis editing yaitu kesinambungan,kompilasi, dan gabungan kesinambungan dan kompilasi.


S   E   L   E  S  A  I






Rabu, 05 April 2017

KP.3. Teknik Pengambilan Gambar Bergerak

Teknik Pengambilan Gambar Bergerak

Uraian Materi
1.    Sudut pengambilan gambar
Dalam penataankamera secara teknik yang perlu diperhatikan salah satunya adalah camera angle atau sudut kamera. Pemilihan sudut pandang kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita. Sebaliknya jika pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan serabutan dapat merusak dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi tidak tertangkap dan sulit dipahami. Oleh karena itu penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan.
Sudut kamera di bagi menjadi 3 jenis yaitu sudut kamera obyektif, subyektif dan point of view.
a.  Sudut kamera obyektif
Adalah kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut pandang pemain tertentu. Angle kamera obyektif tidak mewakili siapapun. Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada kamera, tidak merasa ada yang melihat.
-     Bird eye view
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada diatas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan

-     High angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.

-     Low angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/prominance, berwibawa, kuat, dominan.

-       Eye level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

-       Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.



b.  Sudut kamera subyektif
Kamera dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya melihat ke penonton. Atau dari sudut pandang pemain lain, misalnya film horor. Angle kamera subyektif dilakukan dengan beberapa cara:
-       Kamera berlaku sebagai mata penonton untuk menempatkan mereka dalam adegan, sehingga dapat menimbulkan efek dramatic
-       Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton dapat menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata pemain tertentu. Penonton akan mengalami sensasi yang sama dengan pemain tertentu. Jika sebuah kejadian disambung dengan close up seseorang yang memandang ke luar layar, akan member kesan penonton sedang menyaksikan apa yang disaksikan oleh pemain yangmemandang keluar layar tersebut.
-       Kamera bertindak sebagai mata dari penonton yang tidak kelihatan. Seperti presenter yang menyapa pemirsa dengan memandang langsung ke kamera. Relasi pribadi dengan penonton bisa dibangun dengan cara seperti ini.
c.   Sudut kamera point of view
Yaitu suatu gabungan antara obyektif dan subyektif. Angle kamera p.o.v diambil sedekat shot obyektif dalam kemampuan meng-approach sebuah shot subyektif, dan tetap obyektif. Kamera ditempatkan pada sisi pemain subyektif, sehingga memberi kesan penonton beradu pipi dengan pemain yang di luar layar. Contoh paling jelas adalah mengambil close up pemain yang menghadap ke pemain di luar layar dan sebelumnya didahului dengan Over Shoulder Shot.

2.    Bidang pandang pengambilan gambar
Seorang pembuat film harus memiliki pemahaman tentang bagaimana harus membuat ukuran gambar (frame size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap adegan filmnya. Pengaturan komposisi yang baik dan menarik adalah jaminan bahwa gambar yang ditampilkan tidak akan membuat penonton bosan dan enggan melepaskan sekejap mata pun terhadap gambar yang kita
tampilkan.
Terdapat beberapa shot dasar yang sering digunakan dalam pengambilan gambar, antara lain extreme long shot, long shot, medium long shot, medium shot, medium close up, close up, big close up, extreme close up.
a. Extreme long shot (ELS)
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi
tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek
tersebut terhadap lingkungannya.

b. Very Long shot (VLS)
Gambar dengan teknik VLS ini mempunyai komposisi panjang, jauh, dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS. Dengan tujuan menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.

c. Long shot (LS)
Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusisa). Dengan tujuan memperkenalkan tokoh secara lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan pada sebagai opening shot (biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan lebih detail).

d. Medium long shot (MLS)
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3
objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak
dari kepala sampai lutut.

e. Medium shot (MS)
Ialah gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan hingga
ke atas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi
yang meliputinya. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat
moment interview.

f.  Medium close up (MCU)
Adalah komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi subjek
dengan latar yang masih bisa dinikmati sehingga memberikan kesatuan antara komposisi subjek dengan latar.

g.  Close up (CU)
Ialah komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar manusia biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini menunjukan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.

h.  Big close up (BCU)
Adakah komposisi yang lebih dalam dari pada CU sehingga bertujuan  menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah. Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah mewujudkan semuanya itu.



         i. Extreme close up (ECU)
   Adalah penggambilan gambar close up secara mendetail dan berani. Kekuatan ECU ini terletak pada    kedekatan dan ketajaman yang hanya focus pada suatu bagian objek saja.
  




3.       Gerakan kamera dalam pengambilan gambar
Untuk menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis, kita perlu mengenal macam-macam gerakan kamera, antara lain panning, zooming, tilting, follow.
a.       Panning
Dalam teknik ini, kamera digeser secara horizontal mengikuti urutan objek, baik ke kiri atau ke kanan. Jika kamera di geser ke kiri disebut pan left, sementara jika digeser ke kanan disebut pan right. Waktu standar untuk melakukan panning berkisar antara 3 sampai 5 detik.

b.      Tilting
Dalam teknik ini, objek diambil dengan memperlihatkan sosok dari bawah kemudian bergeser sedikit demi sedikit ke atas (titling up), atau sebaliknya (titling down). Dengan cara ini, penonton disuguhi gambaran sosok secara perlahan sehingga menimbulkan penasaran.

c.       Zooming
Dalam teknik ini secara fisik kamera memang tidak bergerak, yang digunakan
adalah tombol zooming pada kamera. Jika tombol zooming ditekan kebelakang, objek akan terlihat menjauh (zoom out), sementara jika tombol zooming ditekan ke depan, objek atan terlihat mendekat (zoom in). Dalam pembuatan film, teknik ini kurang disarankan, alasannya dalam sebuah adegan durasi yang digunakan adalah satuan detik. Jika menggunakan teknik zooming, efek yang akan diperlihatkan sering kali tidak tersampaikan.

d.      Dolly
Dalam teknik ini, juru kamera akan menggunakan dolly (seti tiga beroda yang diletakkan di bawah kaki-kaki tripod). Pengambilan gambar dengan teknik dolly ini ada dua, jika kamera dengan dolly digerakkan mendekati objekdisebut dolly in, semetara jika kamera bergerak menjauhi objek disebut dolly out.

e.      Follow
Adalah gerakan kamera mengikuti objeknya. Sehingga gambar yang dihasilkan lebih berfariasi, agar gambar tak terlalu shaking dianjurkan menggunakan dolly trac.

Terdapat beberapa teknik lain yang tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsure lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
1)      Backlight Shot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang berbayang karena diabaikan oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar cahaya di belakang objek sehingga objek menjadi tidak terkena cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada objek yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan terlihat gelap.Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background tampak terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin gelap objek

2)    Reflection Shot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran, tetapi justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau pantulan objek. Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor, jika dilakukan di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesanyang ditimbulkan cukup dramatis karena pengaruh media yang digunakan.

3)      Door Frame Shot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka sebuah
pintu sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru kamera mengintip tapi melalui pintu yang sedikit terbuka. Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya dalam film horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di balik pintu.

4)      Artificial Framing Shot
Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik objek, tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

5)      Jaws Shot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan dishot. Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika kamera menyorot kearahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.


6)      Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan untuk memberi kesan lain terhadap objek tujuan. Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek

7)      Tripod Transition
Pada teknik ini, posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu
ke objek lain secara cepat.

8)      Artificial Hairligh
Pada efek ini, rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga menimbulkan efek bersinar. Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga unruk memberi batas antara objek dengan background sehingga tampak lebih terpisah antara objek dan latar belakangnya.

9)      Fast Road Effect
Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di dalam kendaraan yang sedang melaju kencang. Kean yang ditimbulkan adalah pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan efek kecepatan mobil obyek.

10)   Walking Shot
Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.

11)   Over Shoulder
Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.


12)Profil Shot: jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera duamemperlihatkan orang kedua.


TERIMA KASIH

Ilmu Multimedia

Multimedia dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam...